JURNALIS/EDITOR: Dwi Roma | PADANG | obyektif.tv
MAHASISWA Universitas Negeri Padang (UNP) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah nasional. Tim Program Kreativitas Mahasiswa-Karsa Cipta (PKM-KC) 2025 yang mengusung program bertajuk “MangiSort: Alat Sortir Manggis Berbasis Machine Learning menggunakan Computer Vision” berhasil lolos pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Berbeda dari jenis PKM lainnya, PKM-KC menekankan pada aspek rekayasa teknologi dan penciptaan alat baru, bukan sekadar ide, pelatihan, atau pembelian alat jadi.
Tim MangiShort menjawab tantangan ini dengan membangun sendiri dari awal sebuah prototipe alat sortir buah manggis otomatis. Seluruh komponen mulai dari sistem mekanik, elektronika, pemrograman, hingga pengujian dikembangkan mandiri oleh tim, tanpa membeli alat jadi.

“Kami merancang dan membangun alat ini dari nol, sesuai semangat PKM-KC. Ini bukan proyek beli alat lalu pakai, tapi betul-betul hasil rancangan dan rekayasa teknologi yang kami bangun sendiri,” ujar Ketua Tim PKM-KC 2025 Firmansyah, Sabtu (26/7/2025).
Tim PKM-KC 2025 terdiri atas empat mahasiswa lintas-program studi: Firmansyah, Selvi Afmailia, Muhammad Hafiv, dan Selvia Lubis, di bawah bimbingan dosen Dr. Mukhlidi Muskhir, SPd MKom. Mereka berkolaborasi membuat solusi atas persoalan klasik petani manggis: penyortiran buah secara manual yang lambat, tidak akurat, dan menghambat mutu ekspor.

Dengan menggunakan Raspberry Pi, Arduino Mega 2560, kamera webcam, serta algoritma Convolutional Neural Network (CNN), alat ini mampu menyortir manggis secara otomatis berdasarkan warna kulit, ukuran, kematangan, dan cacat fisik. Hasil sortir ditampilkan melalui layar LCD dan dikategorikan ke dalam kotak kualitas secara realtime.
“Inovasi ini hadir sebagai proses belajar, merancang, menyolder, memrogram, dan menguji langsung di lapangan. Ini esensi PKM-KC sesungguhnya,” tambah Selvi.


Program ini selaras dengan tema PKM 2025, yaitu “Kemandirian Pangan, Energi, dan Air,” karena mendukung peningkatan mutu dan daya saing buah ekspor lokal, khususnya manggis.
Lewat pendekatan teknologi tepat guna, Tim MangiShort berharap alat ini bisa benar-benar membantu petani dan koperasi hortikultura di daerah.
Tim menargetkan alat siap diuji lapangan, dan jika memungkinkan, dikembangkan lebih lanjut sebagai produk inovatif berkelanjutan dari kampus.***