Home / OBYEKTRIP / Samuel Wattimena Dorong Pelestarian Tradisi Dayung Rawa Pening

Samuel Wattimena Dorong Pelestarian Tradisi Dayung Rawa Pening

SEMARANG, obyektif.tv – Rawa Pening kembali menjadi pusat perhatian dengan terselenggaranya Lomba Dayung Tradisional 2025, Minggu (24/8/2025). Agenda tahunan yang digelar Karang Taruna Dusun Sumurup Bina Remaja Bersatu, Desa Asinan, Kecamatan Bawen, itu berlangsung meriah dan melibatkan lebih dari 100 peserta.

Mengangkat tema “Merayakan Warisan, Menyongsong Masa Depan”, perlombaan menghadirkan ragam atraksi seperti sprint dayung, meniti bambu, dan parade perahu hias. Ribuan warga yang memadati tepian danau menjadikan suasana kian semarak.

Acara tahun ini semakin meriah dengan hadirnya Anggota DPR RI Komisi VII, Samuel Wattimena, sebagai tamu kehormatan. Ia datang bersama Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Semarang, Dimas Herdy Utomo, dan mendapat sambutan hangat dari panitia serta warga.

Wattimena menekankan bahwa lomba dayung tradisional merupakan lebih dari sekadar kompetisi.

“Ini warisan budaya yang mengajarkan kebersamaan, solidaritas, sekaligus kecintaan terhadap lingkungan. Kegiatan yang lahir dari masyarakat ini patut didukung sebagai bagian dari perayaan HUT ke-80 RI,” ujarnya.

Wattimena juga mengingatkan pentingnya menjaga keberlanjutan tradisi. “Kalau tidak dirawat, tradisi bisa hilang ditelan zaman. Kita punya tanggung jawab memastikan generasi mendatang tetap bisa menikmati semangat yang sama seperti hari ini,” tegasnya.

Tak hanya memberi sambutan, Samuel Wattimena juga ikut berbaur dengan peserta. Ia bahkan dipercaya memberi aba-aba start untuk salah satu nomor sprint dayung, yang sontak disambut sorak sorai penonton.

Ketua panitia, Ginanjar Ari Ambon, menjelaskan lomba ini sekaligus menjadi ajang memperkenalkan Rawa Pening sebagai destinasi wisata berbasis budaya dan olahraga air.

“Selain menjaga tradisi, kami ingin membuka peluang bagi generasi muda untuk berprestasi,” katanya.

Senada, Ketua Komite Ekonomi Kreatif Kabupaten Semarang, Dimas Herdy Utomo, menilai kegiatan tersebut dapat menjadi ruang tumbuh bagi ekonomi kreatif.

“Tradisi budaya harus dihubungkan dengan potensi kreatif lokal. Dengan begitu, komunitas dapat berkembang bersama,” tuturnya.

Melalui kegiatan ini, Lomba Dayung Tradisional Rawa Pening diharapkan tak hanya bertahan, tetapi juga terus tumbuh sebagai agenda budaya tahunan yang memperkuat identitas daerah. Kehadiran Samuel Wattimena memberi pesan kuat bahwa tradisi lokal tetap relevan di tengah perkembangan zaman. ***

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *